Selasa, 08 November 2011

Mengenal Tokoh Sains Islam


Al Khawarizmi, Penemu Ilmu Al Jabar

Mau tahu siapa penemu ilmu hitung atau aljabar? Dia seorang muslim bernama Al Khawarizmi. Tokoh yang bernama lengkap Abu Ja'far Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi (780-846 M) ini merupakan ilmuwan muslim yang banyak menyumbangkan karyanya di bidang matematika, geografi, musik, dan sejarah. Dari namanyalah istilah algoritma diambil.
Beliau lahir di Khawarizmi, Uzbeikistan, pada tahun 194 H/780 M. Sedari kecil, beliau sudah menyukai pelajaran Matematika.
Kesukaan ini terus berlanjut sampai akhirnya bisa menciptakan dua karya di bidang matematikan yaitu, Hisab al-Jabr wa al-Muqabla  (Pengutuhan Kembali dan Pembandingan) dan Al-Jama' wa at-Tafriq bi Hisab al-Hind (Menambah dan Mengurangi dalam Matematika Hindu) .
Kedua karya tersebut banyak menjelaskan tentang persamaan linier dan kuadrat; penghitungan dan persamaan dengan 800 contoh yang berbeda; juga tanda-tanda negatif yang sebelumnya belum dikenal oleh bangsa Arab.
Dalam karya Al-Jama' wa at-Tafriq, Al-Khawarizmi juga menjelaskan tentang kegunaan angka-angka, termasuk angka nol dalam kehidupan sehari-hari.
Sang ilmuwan ini pun dipercaya sebagai penemu angka nol. Wuihhh, luar biasa! Hmm, bayangkan kalau angka nol tidak ditemukan, wah, sulit sekali menemukan angka yang pas.
Selain matematika, Al-Khawarizmi juga dikenal sebagai astronom. Di bawah Khalifah Ma'mun, sebuah tim astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran bumi. Penelitian ini dilakukan di Sanjar dan Palmyra.
Hasilnya, selisih 2,877 kaki dari ukuran garis tengah bumi yang sebenarnya. Sebuah perhitungan luar biasa yang dapat dilakukan pada saat itu.
Eh, masih ada lagi, lho, yang ditemukan Al Khawarizmi. Beliau menyusun buku tentang perhitungan waktu berdasarkan bayang-bayang matahari. Wow, keren!
Nama beliaupun semakin terkenal sampai ke Eropa dan dunia. Hasil penemuan Al Khawarizmi benar-benar bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.
http://www.tribunnews.com/2011/08/10/al-khawarizmi-penemu-ilmu-al-jabar

Abdus Salam, Penerima Nobel Pertama

Sejak kecil, Salam telah memperlihatkan kejeniusan. Ia giat mempelajari ilmu pengetahuan terutama tentang fisika. Sampai akhirnya ia meraih penghargaan nobel berkat risetnya tentang elektro lemah.
Melalui risetnya itu, ia menemukan partikel W dan Z yang kemudian menjadi model standar penelitian di bidang fisika energi tinggi.
Abdus Salam lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya, seorang pegawai negeri biasa. Meski begitu, Abdus Salam tak mau menyerah.
Ia berhasil mendapat beasiswa untuk kuliah di St.John's College, Cambridge, Inggris hingga meraih gelar doktor. Ia bercita-cita mendirikan lembaga riset fisika di Pakistan.
Namun, usahanya belum berhasil karena pemerintah setempat belum sanggup membiayai dana penelitiannya. Salam lalu kembali ke Cambridge, untuk mengajar di sana dan beberapa universitas lainnya di Eropa.
Kemudian ia berhasil mewujudkan cita-citanya mendirikan lembaga riset di tahun 1993 di negara Italia. Lembaga itu dinamai ICTP (International Centre for Theoretical Physics).
Lembaga itu tentu berjasa untuk perkembangan dunia fisika sampai saat ini

Ibnu Sina, Si Raja Obat

Semangat belajar dan mencari ilmu pengetahuan adalah salah satu karakter yang terlihat jelas dari ilmuwan bernama lengkap Abu Ali al-Husain bin Abdullah.
Begitu jeniusnya tokoh yang satu ini, sampai-sampai guru di sekolahnya pun meminta pada ayah Ibnu Sina agar ia berhenti dari sekolah dan belajar sendiri secara otodidak.
Gurunya yakin, jika Ibnu Sina punya lebih banyak waktu untuk belajar sendiri, ia akan tumbuh menjadi manusia yang lebih hebat dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.
Wah, apa yang disarankan guru Ibnu Sina itu pun terbukti! Ia banyak belajar dari berbagai buku tentang matematika, agama, metafisika hingga kedokteran.
Ia sangat menyukai dunia kedokteran. Tidak tanggung-tanggung, ia juga belajar bagaimana cara merawat orang sakit.
Hasilnya? Di usia 16 tahun, ia berhasil menguasai ilmu kedokteran dan mulai praktek sebagai dokter ketika berusia 18 tahun.
Kehebatan Ibnu Sina pun kian terdengar dan dikenal sebagai dokter di Bukhara. Suatu hari, seorang penguasa Dinasti Samaniah, Nuh bin Mansur yang tengah sakit keras mengundangnya ke istana.
Nuh meminta Ibnu Sina untuk mengobatinya. Ia pun berhasil! Akhirnya, Ibnu Sina diangkat menjadi dokter istana. Orang-orang yang datang berobat padanya semakin banyak.
Petinggi negara lain pun berhasil disembuhkan, speerti Ratu Sayyidah, Sultan Majdud dari Rayy, Syamsu Dawla dari Hamdan dan masih banyak lagi.
Karena keahliannya di bidang kedokteran, ia dijuluki Raja Obat.

Ibnu Haitam, Bapak Optik yang Cerdas

Nama lengkapknya Abu Ali Hasan al-Haitam atau Ibnu Haitam. Ia membuat banyak penemuan di bidang fisika dan optika yang bermanfaat untuk kehidupan manusia!
Di dunia barat, ia lebih dikenal dengan sebutan Alhazen atau bapak optik. Ibnu Haitam lahir di Basra, Irak tahun 956. Ia terus giat menimba ilmu hingga menjadi ilmuwan terkenal.
Ibnu Haitam sempat menjalani profesi sebagai pegawai pemerintahan. Namun, ia tidak betah karena ingin mengembangkan pengetahuan di bidang, fisika, optik, matematika dan lainnya.
Haitam pun berhenti dari pekerjaannya. Ia pergi ke Spanyol, tempat yang dikenal sebagai peradaban ilmu pengetahuan Eropa di masa itu.
Di sana,ia tertarik mempelajari optika hingga membuat namanya semakin dikenal. Penemuan Haitam di bidang optika yang terkenal adalah "hukum refraksi".
Hukum tersebut merupaan hukum fisika yang menyatakan bahwa sudut refleksi dalam pancaran cahaya sama dengan sudut masuk.
Ibnu Haitam juga berhasil menemukan sebuah Teori Penglihatan Manusia. Ia menolak teori Ptolemaeus dan Euclides yang mengatakan bahwa manusia melihat benda melalui pancaran cahaya yang keluar dari matanya.
Menurut Haitam, bukan mata yang memberikan cahaya justru benda yang terlihat itulah yang memantulkan cahaya ke mata manusia.
Ibnu Haitam juga memberikan sumbangan besar bagi dunia ilmu pengetahuan moderen. Tak hanya tentang optika tapi juga mengenai astronomi.
Pendapatnya di bidang astronomi tentang lapisan atmosfer dan perkiraanya mengenai jarak matahari dengan benda-benda angkasa lainnya dipercaya mempercepat temuan-temuan ilmuwan Barat tentang kosmologi moderen.

Al Farabi, Kepandaiannya Melebihi Aristoteles

atu lagi sosok ilmuwan Islam yang sangat pandai. Dia adalah Al Farabi. Orang yang pertama kali memasukkan ilmu logika ke dalam kebudayaan Arab adalah al-Farabi. Kepandaiannya di bidang ini jauh melebihi Aristoteles.
Nama lengkapnya adalah Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Uzlag al-Farabi. Ia dilahirkan pada 870 M di Desa Wasiji, Transoxiana. Sejak kecil, al Farabi dikenal sebagai anak yang cerdas.
Ketika dewasa, ia pindah ke Baghdad dan memperdalam berbagai macam ilmu, antara lain filsafat, logika, matematika, ilmu politik, dan musik.
Dari Baghdad, ia lalu pindah ke Harran (Iran) dan belajar filsafat Yunani setelah itu, ia kembali lagi ke Baghdad.
Al-Farabi mencerminkan sifat guru sejati yang diidealkan pada saat itu. Sekalipun ia tinggal di istana, hidupnya sederhana.
Sebagian besar waktunya digunakan untuk mengkaji ilmu dan menulis. Ratusan karya telah dihasilkannya antara lain buku berjudul Intisari Buku Metafisika.
Di samping itu, ia juga terus menghabiskan waktunya untuk mengajar.
Al Farabi juga dikenal sebagai pakar musik. Ia pandai bermain musik. Suatu hari, Amir Syayf ad-Dawlah mengajak Al farabi mendengarkan musik yang dimainkan oleh para pemusik yang sudah jago.
Ketika pemusik itu mengeluarkan suara musik, Al farabi menemukan kesalahan dan diungkapkannya ke pada Amir. Lalu, Amir meminta Al Farabi untuk memainkan sendiri alat musiknya.
Ketika Al Farabi memainkan alat musiknya, orang-orang yang hadir lalu tertawa. Lalu, ia menggubah komposisi musiknya, tiba-tiba, semua yang mendengarkan pun menangis.
Kemudian ia gubah lagi, semua yang mendengarkan pun tertidur. Permainan musiknya sungguh luar biasa! Ia bisa membuat pendengar tertawa, menangis dan akhirnya tertidur.
Al Farabi memang pantas disebut pemain musik ulung!

Abul Wafa, Ilmuwan Muslim Penemu Rumus Dasar Trigonometri

Matematika bukanlah hal yang sulit tapi menyenangkan bagi ilmuwan muslim bernama Abul Wafa. Bahkan matematika juga yang membuat namanya dikenal di dunia Barat. Abul Wafa adalah seorang ilmuwan serba bisa.
Selain jago di bidang matematika, ia pun terkenal sebagai insinyur dan astronom terkenal pada zamannya.
Ia terlahir di Buzjan, Khurasan (Iran) pada tanggal 10 Juni 940/328H. Ia belajar matematika dari pamannya, Abu Umar al Maghazali dan Abu Muhammad Ibn Ataba.
Salah satu peran terbesar Abul Wafa dalam Matematika adalah menemukan rumus dasar Trigonometri.Trigonometri berasal dari kata trigonon yang artinya tiga sudut dan metro; mengukur.
Ilmu tersebut merupakan cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus dan tangen.
Rumus-rumus yang dihasilkan oleh Abul Wafa, hingga kini masih bertahan. Kemampuannya menciptakan rumus-rumus baru matematika membuktikan bahwa Abul Wafa adalah seorang ahli matematika yang jenius!
Pantas, jika ilmuwan Islam ini dianggap sebagai orang jenius. Pengetahuannya begitu luas, termasuk dalam bidang astronomi. Karena kemampuannya itulah, Organisasi Astronomi Internasional (IAU) pun mengabadikan namanya di kawah bulan!
Abul Wafa menjadi salah satu dari 24 ilmuwan Islam yang namanya diabadikan tanpa menggunakan nama barat. Jadi, nama yang tertulis di kawah bulan itu benar-benar nama aslinya, Abul Wafa.
Lokasi kawah bulan bertuliskan nama Abul Wafa ada di dekat ekuator bulan. Letaknya berdekatan dengan sepasang kawah Ctesibius dan Heron di sebelah timur.
Begitulah dunia astronomi moderen mengakui jasanya sebagai seorang astronom di abad ke-10.

Ibnu Batutah Sang Penjelajah Mengalahkan Columbus

Hidup tokoh Islam ini dihabiskan untuk berkelana keliling dunia.
Ibnu Batutah Berkeliling dunia sambil menyebarkan agama Islam.
Tokoh yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim at-Tanji dan bergelar Syamsudin bin Batutah menyukai dunia penjelajahan.
Tak hanya menyebarkan agama Islam, beliau berkelana juga untuk mengenal budaya yang beragam dari berbagai negara.
Karena pengalamannya itu, beliau menjadi terkenal dan hidup sebagai pengembara.
Ibnu Batutah berkebangsaan Arab, ia lahir di Tanger, Maroko, pada 25 Februari 1304.
Penjelajahan beliau untuk pertama kali diawali dengan menunaikan ibadah haji. Saat itu, ia masih sangat muda dan berusia 21 tahun.
Mesir adalah negeri pertama yang dikunjungi Ibnu Batutah. Dalam perjalanan itu, ia takjub dengan pengalamannya berkelana.
Ibnu Batutah bertemu dengan banyak orang di berbagai tempat. Karena itulah, ia bersumpah untuk mengunjungi tempat sebanyak mungkin sepanjang hidupnya.
Tak cukup dengan pengalaman menjelajahnya, ia pun memutuskan untuk melalui jalan yang berbeda dengan yang sudah pernag dilaluinya.
Ibnu Batutah pun semakin terkenal! Bahkan, kisahnya ini disebut-sebut mengalahkan kehebatan Columbus sang penjelajah Benua Amerika.
Tidak hanya itu, penjelajahan beliau pun sampai ke Pulau Sumatera. Ibnu Batutah membuat buku tentang perjalanannya di Sumatera. Ia menyebut Pulau Sumatera sebagai "Pulau Jawa yang Menghijau"
Nilai buku itu baru tersaingi oleh catatan perjalanan yang dibuat pengembara Italia, Marcopolo (1254-1324).

Ibnu Khaldun, Cendekia Muslim Penemu Ilmu Sosiologi

Tokoh Islam banyak melahirkan ilmuwan dan cendekiawan yang cerdas. Berbagai ilmu pengetahuan dan sosial pun dipelajari dengan baik oleh cendekia muslim bernama Ibnu Khaldun. Tokoh ini tercatat sebagai penemu ilmu sosial khususnya sosiologi.
Ibnu Khaldun yang memiliki nama panjang, Waliuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin al-Hasan. Tokoh ini lahir di bulan Ramadhan, tepatnya 1 Ramadhan 732 (27 Mei 1332) di Tunisia. Di tanah kelahirannya itu, ia tertarik mempelajari berbagai ilmu seperti syariat, bahasa, fisika, dan matematika.
Al quran pun sudah dihapalnya sedari kecil. Sejak kecil pula, ia sudah tertarik mengikuti kegiatan politik.
Bahkan ketika ia mulai tumbuh dewasa, beberapa dinasti kecil sudah memberikannnya jabatan penting di kalangan pemerintahan.
Namun, kemudian ia sebagai sejarawan dan ahli filsafat Islam lebih memilih untuk memberikan perhatian pada kegiatan menulis dan mengajar.
Dalam semua bidang pelajaran, ia mendapatkan nilai yang sangat memuaskan dari para gurunya.
Namun pendidikannya sempat terhenti karena penyakit pes telah melanda selatan Afrika pada tahun 749 H.
Penyakit itu merenggut ribuan nyawa termasuk ayahnya dan sebagian besar gurunya. Beberapa karya hebatnya telah dikenal dunia. Ia pun dijuluki sebagai Bapak Sosiologi Dunia.
Salah satu karyanya, kitab al-'ibar (tujuh jilid) ini pernah diterjemahkan dan diterbitkan oleh De Slane pada tahun 1863, dengan judul Les Prolegomenes d'Ibn Khaldoun .
Kitab ini ini pun dijadikan dasar dalam ilmu sosiologi oleh sosiolog-sosiolog German dan Austria yang memberikan pencerahan bagi para sosiolog modern di tahun 1890.
Karya-karya lain Ibnu Khaldun yang bernilai sangat tinggi diantaranya, at-Ta'riif bi Ibn Khaldun (sebuah kitab autobiografi, catatan dari kitab sejarahnya); Muqaddimah (pendahuluan atas kitabu al-'ibar yang bercorak sosiologis-historis, dan filosofis).
Isi Muqadimmah ini adalah pembahasan tentang ilmu sosial dan politik, dasar-dasar pembangunan masyarakat, dan pembidangan ilmu pengetahuan.

Ilmuwan Muslim dalam Bidang Geometri


Geometri merupakan salah satu cabang dalam ilmu matematika. Ilmu Geometri secara harfiah berarti pengukuran tentang bumi, yakni ilmu yang mempelajari hubungan di dalam ruang. Sejatinya, ilmu geometri sudah dipelajari peradaban  Mesir Kuno, masyarakat Lembah Sungai Indus dan Babilonia.

Peradaban-peradaban kuno ini diketahui memiliki keahlian dalam drainase rawa, irigasi, pengendalian banjir dan pendirian bangunan-bagunan besar. Kebanyakan geometri Mesir kuno dan Babilonia terbatas hanya pada perhitungan panjang segmen-segmen garis, luas, dan volume.

Di era kekhalifahan Islam, para saintis Muslim pun turut mengembangkan geometri. Bahkan, pada era abad pertengahan, geometri dikuasai para matematikus Muslim. Tak heran jika peradaban Islam turut memberi kontribusi penting bagi pengembangan cabang ilmu matematika modern itu.

Pencapaian peradaban Islam di era keemasan dalam bidang geometri sungguh sangat menakjubkan. Betapa tidak.  Para peneliti di Amerika Serikat (AS) menemukan fakta bahwa di abad ke-15 M, para cendekiawan Muslim telah menggunakan pola geometris mirip kristal. Padahal, pakar matematika modern saja baru menemukan pla desain geometri itu pada abad ke-20 M.

Menurut studi yang diterbitkan dalam Jurnal Science itu, para matematikus Muslim di era keemasan telah memperlihatkan satu terobosan penting dalam bidang matematika dan desain seni pada abad ke-12 M. "Ini amat mengagumkan," tutur Peter Lu, peneliti dari Harvard, AS seperti dikutip  BBC .

Peter Lu mengungkapkan, para matemetikus dan desainer Muslim di era kekhalifahan telah mamapu membuat desain dinding, lantai dan langit-langit dengan menggunakan tegel yang mencerminkan pemakaian rumus matematika yang begitu canggih. ''Teori itu baru ditemukan 20 atau 30 tahun lalu," ungkapnya.

Desain dalam seni Islam menggunakan aturan geometri dengan bentuk mirip kristal yang menggunakan bentuk poligon simetris untuk menciptakan satu pola. Hingga saat ini, pandangan umum yang beredar adalah pola rumit berbentuk bintang dan poligon dalam desain seni Islam dicapai dengan menggunakan garis zigzag yang digambar dengan mistar dan kompas.

"Anda bisa melihat perkembangan desain geometis yang canggih ini. Jadi mereka mulai dengan pola desain yang sederhana, dan lama-lama menjadi lebih kompleks," tambah Peter Lu. Penemuan Peter Lu itu membuktikan bahwa peradaban Islam telah mampu mencapai kemajuan yang luar biasa dalam bidang geometri.
http://www.voa-islam.com/teenage/smart-teen/2009/08/05/627/ilmuwan-muslim-dalam-bidang-geometri/

Al-khwarizmi "father of al-jabar"

Nama Asli dari al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Beliau dilahirkan di Bukhara.Tahun 780-850M adalah zaman kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220 dan 230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9M. Sumber lain menegaskan beliau hidup di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun 266H/850M di Baghdad.

Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia.

Al-Khawarizmi sebagai guru aljabar di Eropa

Beliau telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad. Beliau bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia dalam berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer yang masih digunakan sampai sekarang.

PERANAN DAN SUMBANGAN AL-KHAWARIZMI

Sumbangsihnya dalam bentuk hasil karya diantaranya ialah :

1. Al-Jabr wa’l Muqabalah : beliau telah mencipta pemakaian secans dan tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.

2.Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Beliau telah mengajukan contoh-contoh persoalan matematika dan mengemukakan 800 buah masalah yang sebagian besar merupakan persoalan yang dikemukakan oleh Neo. Babylian dalam bentuk dugaan yang telah dibuktikan kebenarannya oleh al-Khawarizmi.

3.Sistem Nomor : Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan ia penting dalam sistem Nomor pada zaman sekarang. Karyanya yang satu ini memuat Cos, Sin dan Tan dalam penyelesaian persamaan trigonometri , teorema segitiga sama kaki dan perhitungan luas segitiga, segi empat dan lingkaran dalam geometri.

Banyak lagi konsep dalam matematika yang telah diperkenalkan al-khawarizmi . Bidang astronomi juga membuat al-Khawarizmi terkenal. Astronomi dapat diartikan sebagai ilmu falaq [pengetahuan tentang bintang-bintang yang melibatkan kajian tentang kedudukan, pergerakan, dan pemikiran serta tafsiran yang berkaitan dengan bintang].

Pribadi al-Khawarizmi

Kepribadian al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia Barat. Ini dapat dibuktikan bahawa G.Sarton mengatakan bahwa“pencapaian-pencapaian yang tertinggi telah diperoleh oleh orang-orang Timur….” Dalam hal ini Al-Khawarizmi. Tokoh lain, Wiedmann berkata…." al-Khawarizmi mempunyai kepribadian yang teguh dan seorang yang mengabdikan hidupnya untuk dunia sains".

Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yang diperkenalkan oleh al-Khawarizmi seperti: geometri, aljabar, aritmatika dan lain-lain. Geometri merupakan cabang kedua dalam matematika. Isi kandungan yang diperbincangkan dalam cabang kedua ini ialah asal-usul geometri dan rujukan utamanya ialah Kitab al-Ustugusat[The Elements] hasil karya Euklid : geometri dari segi bahasa berasal daripada perkataan yunani iaitu ‘geo’ yang berarti bumi dan ‘metri’ berarti pengukuran. Dari segi ilmu, geometri adalah ilmu yang mengkaji hal yang berhubungan dengan magnitud dan sifat-sifat ruang. Geometri ini dipelajari sejak zaman firaun [2000SM]. Kemudian Thales Miletus memperkenalkan geometri Mesir kepada Yunani sebagai satu sains dalam kurun abad ke 6 SM. Seterusnya sarjana Islam telah menyempurnakan kaidah pendidikan sains ini terutama pada abad ke9M.

Algebra/aljabar merupakan nadi matematika. Karya Al-Khawarizmi telah diterjemahkan oleh Gerhard of Gremano dan Robert of Chaster ke dalam bahasa Eropa pada abad ke-12. sebelum munculnya karya yang berjudul ‘Hisab al-Jibra wa al Muqabalah yang ditulis oleh al-Khawarizmi pada tahun 820M. Sebelum ini tak ada istilah aljabar.

 
sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Mu%E1%B8%A5ammad_bin_M%C5%ABs%C4%81_al-Khaw%C4%81rizm%C4%AB