Rabu, 21 Desember 2011

Beberapa Cendekiawan Muslim Teladan

Al Kashi, matematikawan kawakan dan maestro Astronomi pertama yang memperkenalkan pecahan desimal

Nama lengkapnya adalah Ghiyal Al Din Jamshid bin Mas'ud bin Muhammad Al Kashi. Ia adalah ahli matematika, terutama kalkulus.
Satu-satunya teks pertama yang menyangkut pengenalan tentang pecahan-pecahan decimal ( kusur a’shariyya) hanya ada dalam “Al-Fawahid Al-Bahiya Fil Kawahid Al-Hisabiyya yang masyhur pula sebagai “makalat jamshid” (naskah-naskah Tunis 169, 1039) karya Al-Kashi.
Salah satu prestasi gemilang al Kashi adalah ia berhasil menetapkan dasar kunci aritmatika dengan bantuan garis hitung, yang merupakan penemuan penting dalam ilmu matematika dalam ilmu matematika modern. Prestasi lainnya adalah ia bisa menunjukkan cara mencabut akar berpangkat yang terkenal dengan sebutan RAFFINI HORNER dan menghitung segitiga pascal.
AL ASAS adalah salah satu buku karya al Kashi yang menjelaskan cara menentukan garis hitung (slide rule).
Al Kashi juga memebuat sebuah tulisan pendek tenyang pengenalan pecahan decimal yang kemudian menjadi tulisan pertama yang membahas masalah tersebut. Tulisan pendek al Kashi yang berjudul KUSUSR A'SHARIYA TERMUAT DALAM AL FAWAHID AL BAHIYA FI AL HISABIYYA.
Al Kashi adalah seorang ilmuwan cerdas yang mampu menunjukkan kaidah hukum yng tepat untuk menyelesaikan suatu system, membuat sejumlah table bantu untuk berbagai perhitungan, membahas tuntas trigonometri dan aljabar.
Al Kashi meninggal dunia pada tanggal 22 Januari 1429.

Al Karaji, Metematikus Garda Depan Yang Menulis Tentang Teori Pencabutan Akar Dan Kalkulus Mental

Lahir dengan nama lengkap Abu Bakr Muhammad bin al Hasan al Karaji. Karyanya yang terkenal diantaranya adalah AL FAKHRI, AL KUFI dan AL BADI. Dalam ketiga bukunya tersebut, al Karaji mencoba memisahkan aljabar dari perwalian (TUTELAGE) geometri.
Dalam AL FAKHRI fi AL JABR wa'l MUQABAL, al Karaji memaparkan analisanya tentang pangkat berulang (successive powers) dari sebuah binomial.
Dalam AL BADI fi AL HISAB, analisa tersebut lebih dikembangkannya lagi. Pada akhirnya, ia membuat sejumlah kesimpulan penting melalui penemuan turunan koefisien (a-b) dengan memakai sebuah segitiga. Kini segitiga itu dikenal dengan nama SEGITIGA PASCAL (Tartagliq). Dalam AL BADI fi AL HISAB, al Karaji juga mengembangkan titik tertentu yang dijabarkan oleh Euclides dan Vicomachus, serta memberiakn tempat istimewa pada operasi-operasi aljabar. Untuk pertama kalinya, la Karaji menguaraikan teori PENCABUTAN AKAR KUADRAT dari sebuah binomial suatu bilangan yang tidak diketahui dengan amat rinci. Ia membahas penyelesaian system persamaan X+5 dan X2+5. Selain itu ia juga membahas tentang penyelesaian dari persamaan X2+Y dan Y2+X yang dapat dijumpai dalam buku kedua Diophantes.
Selain berisi pembahasan system persamaan, al BADI juga membahas penggunaan sejumlah fungsi aritmatika, aljabar dan geometri. Al Karaji menyususn buku ini berdasarkan sisem kalkulus mental yang disebut AL HAWA"I atau aerjal.
Al Karaji wafat pada tahun 1019M.
Al Kalasadi, Dewa” Matematika, pencipta notasi-notasi Pecahan
Nama lengkap al Kalasadi adalah Abu Hasan Ali Muhammad bin al Kurashi al Bashsri. Dilahirkan di Basta, sebuah kota di Spanyol, pada abad XV.
Al Kalasadi adalah orang yang pertama yang menggunakan symbol-simbol yang kini digunakan dalam penulisan persamaan notasi pecahan. Sebagaimana diketahui, salah satu unsur penting dalam matematika (khususnya adalah pecahan fractions).

Seorang ilmuwan bernama al Bana mendefinisikan sebagai pertautan antara dua bilangan ang menunjukkan satu atau beberapa bagian. Hubungan antara bagian dan bilangan itu kemudian menghasilkan nama yang disebut pecahan. Pembilangnya disebut BAST dan penyebutnya disebut IMAM.
SEbagai pengembangan hal itu, maka al Kalasadi meletakkan pembilang diatas penyebut dan memisahkan keduanya dengan sebuah garis horizontal. Alasannya karena notasi pecahan adalah sesuatu yang masih baru pada masa itu maka untuk menjelaskan pecahan, la Kalasadi menggunan istilah ALA MASIHI (tempatkan diatasnya) dan MAFAWK AL KHATT ( yang ada diatas garis).


Para ahli matematika Arab kemudian membedakan pecahan dalam lima jenis yaitu:
  1. pecahan biasa atau tunggal atau MUFRAD
  2. pecahan pertalian atau MUNTASBIH
  3. pecahan disjungsi (yang tidak memiliki penyebut sama) atau MUKHTALIF
  4. pecahan yang msih dapat dibagi lagi atau MUBAH"AD
  5. pecahan terkecuali yang dipisahkan dengan tanda minus atau MUSTALUA"

Kelima pecahan diatas dikaji lebih mendalam oleh al Kalasadi. Al Kalasdi wafat paa tanggal 1 Desember 1486 di Ifrikiya, Bedja.

Sumber
Cendekiawan Muslim karya M. Natsir Arsyad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar