Selasa, 20 Desember 2011

Surat Cinta Untuk MAMA

Di Tanya tentang makna hari ibu sempat membuangku ragu menjawabnya. Tak begitu tau tentang sejarah hari itu. Tak ingin banyak komentar akhirnya ku searching di internet dan kudapatlah sejarah mengapa 22 desember ditetapkan sebagai hari ibu.

Sejarah singkat hari ibu

Gema Sumpah Pemuda dan aluna lagu Indonesia Raya yang pada tanggal 28 Oktober 1928 digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia, menggugah semangat para pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri. Pada saat itu sebagian besar perkumpulan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.

Selanjutnya atas prakarsa para perempuan pejuan pergerakan kemerdekaan pada tanggal 22-25 Desember 1928 diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali di Yogyakarta. Salah satu keputusannya adalah dibentuknya satu organisasi federasi yang madniri dengan nama ”Perikatan Perkoempoelan Perempuan Indonesia” (PPPI). Melalui PPII tersebut terjalinlah kesatuan semangat jang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum lelaki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.

Pada tahun 1929 PPPI berganti nama menjadi ”Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia” (PPII).

Pada tahun 1935 diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta. Kongres tersebut disamping berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia juga menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai IBU BANGSA yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.

Pada saat Kongres Perempuan Indonesia III yang diadakan di Bandung pada tahun 1938 ditetapkan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 19599 tentang Hari-hari Nasional yang bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959 mengukuhkan tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu yang merupakan Hari Nasional dan bukan hari libur.

Pada tahun 1946 Badan Kongres Perempuan Indonesia berubah menjadi Kongres Wanita Indonesia yang disingkat KOWANI yang terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman.

Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 22 Desember tersbeut kemudian dijadikan tonggak sejarah bagi Kesatuan Pergerakan Perempuan Indonesia. Hari Ibu oleh bangsa Indonesiadiperingati tidak hanya untuk menghargai jasa-jasa perempuan sebagai seorang ibu, tetapi juga perempuan secara menyeluruh baik sebagai ibu dan istri maupun warga negara, warga masyarakat dan sebagai abdi Tuhan Yang Maha Esa, serta sebagai pejuang dalam merebut, menegakkan dan mengisi kemerdekaan dalam pembangunan nasional.

Peringatan Hari Ibu dimaksudkan untuk senantiasa mengingatkan seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda akan makna Hari Ibu sebagai ”hari kebangkitan serta persatuan dan kesatuan perjuangan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebnagkitan perjuangan bangsa”. Untuk itu perlu diwarisi api semangat juang guna senantiasa mempertebal tekad untuk melanjutkan perjuangan nasional menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Semangat perjuangan kaum perempuan Indonesia tersebut yang tercermin dalam lambang Hari Ibu berupa setangkai bunga melati dengan kuntumnya yang menggambarkan:
1.      Kasih sayang kondrati antara ibu dan anak
2.      Kekuatan, kesucian antara ibu dan pengorbanan anak
3.      Kesadaran  wanita untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhlasan bakti dalam pembangunan bangsa dan negara.
Adapun semboyan pada lambang Hari Ibu ”Merdeka Melaksanakan Dharma” mengandung makna bahwa tercapainya persamaan kedudukan, hak, kewajiban dan kesempatan antara kaum permepuan dan kaum laki-laki merupakan kemitrasejajaran yang perlu diwujudkan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi keutuhan, kemajuan dan kedamaian bagi bangsa Indonesia.

Pada Kongres di Bandung tahun 1952 diusulkan dibuat sebuah monumen, setahun berikutnya diletakkan batu pertama oleh Ibu Sukanto (ketua Kongres I) untuk pembangunan Balai Srikandi dan diresmikan oleh menteri Maria Ulfah tahun 1956. Akhirnya pada tahun 1983 Presiden Soeharto meresmikan keseluruhan kompleks monumen menjadi Mandala Bhakti Wanitatama di Jl. Laksda Adisucipto, Yogyakarta.


Komplek Mandala Bhakti Wanitatama Yogyakarta
dwottawa.files.wordpress.com/2008/01/sejarah-hari-ibu.doc

Luar biasa perjuangan para wanita kala itu, memang patut untuk diberi penghargaan dan penghargaan tertinggi itu adalah ditetapkannya 22 desember sebagai hari ibu.
Tetapi jika hari ibu itu kita peringati untuk mengenang jasa-jasa ibu, semestinya setiap hari adalah hari ibu. Mungkin lebih tepatnya, hari ibu adalah moment yang tepat untuk  memanjakan ibu seperti dia memanjakan kita selama ini.
Aku mungkin tak bisa mengucapkan Selamat Hari Ibu untuk wanita yang begitu berjasa dalam hidupku. Aku mungkin tak bisa meraih tangannya untuk ku cium atau memeluk hangat tubuhnya. Pada moment hari ibu kali ini, ku titipkan do’a dengan segenap cinta untuk mamaku terkasih yang telah tenang di sisinya
Mama adalah makhluk Tuhan paling indah yang pernah ku temui
Mama adalah wujud malaikat pelindungku dengan kelembutannya
Mama adalah bidadari yang selalu ada disampingku
Mama adalah inspirasiku yang membuatku merasa sempurna
Mama adalah mata air di lahan hatiku yang gersang
Mama adalah tetesan embun yang selalu menyejukkanku ketika ku terbangun
Mama adalah pelangi yang selalu menghibur seusai sedihku
Mama adalah sumber kekuatan
Mama adalah sumber kasih sayang
Mama adalah segalanya
Dan mama takkan pernah terganti

Aku tak tau, Tuhan menciptakan pelukanmu itu dari apa. Hingga bila aku merasakannya, segalanya menjadi tenang dan tentram. Segala rasa sakit terobati.
Sayang, Tuhan terlalu sebentar meminjamkan ragamu untuk menjagaku
Begitu maut memisahkan kita untuk selamanya, aku hanya melihatmu seperti tidur dengan pulasnya.
Namun ketika ku kecup keningmu untuk yang terakhir sebelum kafan menutup indahnya wajah yang selalu menguatkanku, aku baru tersadar, aku takkan lagi melihat senyum itu membangunkan aku setiap pagi. Aku takkan lagi mencium pipi lembut itu dengan manja. Tangan halus yang selalu membuatku istimewa dengan masakannya, kini hanya ada dalam memory.
Hanya bait do’a yang dibalut dengan surah cinta yang bisa ku ungkapkan untukmu, mama. Semoga lirih ayat-ayat cinta yang kirimkan untukmu selalu mengalirkan rasa cintaku padamu. Rasa rindu ini ku titipkan pada Tuhan agar senantiasa sampai kepadamu. Tuhan boleh mengambil jasadmu, tapi kasihmu tak pernah mati dan aku merasa kau selalu berada dekat denganku.

SELAMAT HARI IBU untuk seluruh wanita Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar